Jumat, 01 November 2019

KAI Pastikan Agen Tiket Kereta Berbadan Hukum

KAI Yakinkan Agen Ticket Kereta Memiliki badan Hukum

TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (persero) menguatkan mengantisipasi praktik percaloan ticket kereta api mendekati waktu mudik Lebaran tahun ini. Tidak hanya memaksimalkan skema penjualan ticket dengan online, KAI mempererat penyelamatan di stasiun serta loket.

Corporate Deputy Director of Passenger Transport Marketing and Sales PT KAI, Mukti Jauhari, menjelaskan faksinya menihilkan kerjasama type Business to Konsumen (B to C) dalam penjualan ticket angkutan lebaran. Skema B to C, menurutnya, sering menimbulkan calo sebab pendaftar perseorangan masih diperbolehkan.

""Saat ini kami ada 28 agen, telah memiliki badan hukum semua. Kita telah tidak B to C ke agen kecil, semua B to B,"" tutur Mukti di kantornya, Senin 12 Maret 2018.

Mukti tidak merincikan agen yang diikutsertakan KAI dalam penjualan ticket kereta di waktu mudik kesempatan ini. Tetapi, ia jamin penjualan dapat lebih transparan jika diatasi agen sah. ""Kami B to C cuma diawalnya dahulu, waktu sedang penetrasi pasar. Lalu dikasih fee (biaya), mungkin ada agen kurang senang, hingga demikian (jadi calo).""

Ia optimistis pembelian lewat online lebih disukai. Ditambah lagi, KAI tengah menggenjot kemampuan internet di situs resminya untuk kelancaran akses pemesanan ticket mendekati waktu Lebaran 2018. Kemampuan bandwith (jalan transfer data) sebesar 150 Megabit wartawan second (MBps) akan dinaikkan sampai 400 MBps. Skema penyelamatan alias firewall di server penjual ticket kereta juga diperbarui.

Menurut Mukti, percaloan diminimalkan dengan skema pengisian jati diri waktu pemesanan ticket. Calo, katanya, tidak dapat beli dengan online dalam jumlahnya besar untuk di jual lagi.

""Di aplikasi kami, KAI Access contohnya, setiap book (pesan) serta bayar harus ada data jati diri. Jika ingin diganti-ganti, ya pemesanan jadi gagal dong,"" katanya.

Meskipun begitu, KAI tidak jamin percaloan hilang seutuhnya. Executive Vice Presiden PT KAI Wilayah Operasi 1 Jakarta, Dadan Rusdiansyah, mengaku cukup banyak penumpang yang masih termakan strategi layanan jual ticket dengan manual.

""Ada customer yang susah terlepas dari skema konvesional alias ke loket, yang tidak mempunyai aplikasi hp, atau yang sedang terburu-buru waktu melancong,"" katanya pada Tempo.

Oleh karena itu, KAI akan tempatkan 1.339 petugas keamanan internal di kereta atau di stasiun. Jumlahnya itu belum terhitung tenaga external dari TNI serta kepolisian di waktu mudik Lebaran. ""Itu terbuka, tetapi ada pula penyelamatan tertutup yang memiliki bentuk seperti intelejen, diam-diam memonitor (calo). Dapat tangkap dalam tempat.""

Direktur Operasi PT KAI, Slamet Suseno Priyanto, menjelaskan faksinya memutuskan waktu angkutan Lebaran sepanjang 22 hari, yakni pada 5 -26 Juni 2018. Proses pemesanan ticket juga diawali pada 7 - 24 Maret ini. ""Calon penumpang bisa pesan mulai H-90 keberangkatan. Pucuk arus mudiknya direncanakan mulai 13 Juni kelak,"" kata Slamet.

Mengenai Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan menyerahkan pengawasan praktik percaloan ticket kereta api pada penyuplai angkutan, yaitu KAI. ""Percaloan diprediksi operator. Kementerian konsentrasi ke segi keselamatan,"" sebut jubir Ditjen Perkeretaapian, Joice Hutajulu.

YOHANES PASKALIS PAE DALE | LANI DIANA

"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar